Rusunawa Itu Bukan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
"Penggusuran" sebenarnya merupakan bentuk anarkisme kekuasaan (pemaksaan kehendak) yang terkait dengan suatu kebijakan tertentu.
Kalau boleh saya artikulasikan ke bentuk yang lebih nyata lagi, itu sama saja sebagai bentuk TEROR KEMANUSIAAN.
Derita anak-anak korban penggusuran tidak seperti deritanya anak-anak korban bencana alam, melainkan sama dengan derita anak-anak KORBAN PERANG.
Menjadi lebih hina, lebih rendah derajatnya dari teman-teman sebayanya yang lebih "beruntung".
Ketika di sekolah nanti, kawan-kawannya pasti akan melihatnya, "Oh si fulan/fulanah itu yang rumahnya tempo hari digusur pemerintah".
Atau barangkali seperti ini, "Oh itu si fulan/fulanah yang sekarang rumahnya kena (giliran) gusuran".
Atau bisa saya ilustrasikan, "Oh itu si fulan/fulanah yang orangtuanya menolak direlokasi, lalu memilih tinggal di emperan".
Saudara-saudara, apakah yang demikian itu pantas disebut sebagai bentuk "KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADA"? Apakah pantas sebagai "KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA"?
Saya mendukung upaya-upaya untuk pendekatan sosial paska tragedi, tetapi ketahuilah, kalau upaya-upaya itu belumlah cukup untuk memulihkan trauma permanen di dalam diri anak-anak korban penggusuran.
Trauma itu akan selalu membekas dan nantinya akan membentuk mereka menjadi manusia yang selalu KALAH (kelas bawah).
Mereka harus terus ditumbuhkan jiwa-jiwa PERLAWANAN, dan jiwa-jiwanya REVOLUSI.
-Leo Kusuma-
Rusunawa Itu Bukan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Reviewed by Unknown
on
07.14.00
Rating: