Faksionalisasi dan Manajemen Konflik di PKS
Oleh: Hudzaifah Muhibullah
Mahasiswa Wirtschaft und Politik HTW Berlin Jerman
1. Cukup panjang. 400-500 halaman. Ini potongan daftar isi bab Faksionalisasi dan Konflik Internal di PKS.
2. Disertasi Ini di tulis sekitar tahun 2010 kalau tidak salah. Dan cukup memberikan gambaran tentang kondisi internal PKS saat itu.
3. Intinya sih, faksi2 atau apalah itu istilahnya adalah suatu hal yang wajar dalam ber-organisasi. Tapi yg ingin saya sedikit tanggapi adalah:
4. Manajemen konflik yg kurang mulus menurut saya. Konflik kali ini melibatkan seluruh kader. Bahkan ada beberapa kader yg whatsapp sy. Kebingungan.
5. Padahal saya mah apa atuh. Masa whatsapp ke saya menanyakan perihal gini-ginian. Mana saya jauh, terpaut waktu belasan jam naik pesawat :)
6. Bohong kalau kader2 itu tidak terpecah. Banyak kok yang tidak setuju, banyak juga yg setuju. Tapi temen2 sy ini galaunya bukan main :D
7. Dalam sejarah juga banyak ter-abadi-kan konflik2 seperti ini. Bahkan rasul masih ada aja, Aus dan Khazraj tawuran lagi.
8. Apalagi setelah rasul ngga ada. Rasul manajemen konfliknya bagus. Jadi cepat selesai. Umar juga bagus. Utsman dan 'Ali agak kewalahan.
9. Setelah itu Muawiyyah. Ini yang menarik. Manajemen konflik muawiyyah sangat bagus. Kaum muslimin kembali efektif dalam kerja2nya.
10. Padahal muawiyyah bukan orang paling sholeh pada saat itu. Masih ada ibnu zubair, masih ada ibnu 'abbas dll. Tapi konflik selesai.
11. Tapi ini yang menarik. Ibnu zubair bilang, bahwa muawiyyah adalah orang yang paling lihai berpolitik setelah Rasulullah.
12. Jadi, yang namanya manajemen konflik, yang namanya memimpin organisasi, apalagi organisasi politik, bukan cuma butuh kesholehan saja.
13. Tapi butuh diplomasi tingkat tinggi. Bagaimana pemimpin mampu mewadahi orang2 super nan cerdas semacam ibnu zubair.
14. Baca deh kisah muawiyyah meluluhkan hati ibnu zubair. Itu sangat luar biasa. Dan ini yang seharusnya dimiliki pemimpin politik.
15. Apalagi pemimpin politik dengan posisi opisisi. Harus progresive, dinamis, dan licin. Kalau tidak, bisa dihabisi penguasa.
16. Kalau manajemen internalnya belum beres, bagaimana mau melawan penguasa? Apalagi penguasanya sangat jarang sekali titik temu.
17. Saya hanya mengambil pelajaran dari Muawiyyah RA. Bahwa pemimpin itu bukan hanya dituntut spiritualitas yang tinggi.
18. Tapi yang paling penting, pemimpin politik itu harus pandai berpolitik dan berdiplomasi. Urusan internalnya gampang di selesaikan.
19. Setelah itu bisa fight dan focus ke ranah yang lebih luas. Kota, provinsi bahkan negara. Intinya internalnya cepet2 beresin dengan baik.
20. Kalau manajemen konfliknya ngga bagus. Akan berlarut larut. Dan kerja-kerjanya menjadi tidak efektif. Sayang sekali.
21. Oh iya. Kalau pemimpin politik tidak pandai berpolitik dan berdiplomasi, ya jadi pemimpin non politik aja. Semacam ormas atau apa gitu.
22. Kesimpulan: pemimpin politik itu harus pandai berpolitik, bukan cuma modal spiritualitas. Dan politik itu dahsyatnya luar biasa. Kotor!
23. Ust Hilmi: kita berpolitik untuk merebut kekuasaan. Jadi rebut lah kekuasaan itu!! (Sy denger waktu Muswil DPW PKS jabar 2010).
___
*Penulis Mahasiswa Semester 6 Wirtschaft und Politik HTW Berlin Jerman. Akun Twitter @DZAIF_
Faksionalisasi dan Manajemen Konflik di PKS
Reviewed by Unknown
on
07.01.00
Rating: