Erdogan Tarik Dubes Turki dari Bangladesh Sebagai Protes Hukuman Mati Ketua Jamaat-e-Islami

(Maulana Motiur Rahman Nizami)

Turki telah menarik duta besarnya dari Bangladesh, Presiden Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Kamis (12/5), menyusul eksekusi mati pemimpin partai Islam terbesar di Bangladesh pada Rabu (11/5).

Maulana Motiur Rahman Nizami, pemimpin partai Jamaat-e-Islami partai Islam terbesar Bangladesh, dihukum oleh Pengadilan Bangladesh dan digantung atas tuduhan melakukan kekejaman selama Perang Kemerdekaan Bangladesh tahun 1971.

(Bangladesh dulunya adalah Pakistan Timur yang melakukan perang untuk memisahkan diri dari Pakistan. Bangladesh didukung oleh pasukan militer India. Sedang Jamaat-e-Islami tidak setuju terjadi pemisahan wilayah Pakistan timur. Akhirnya terjadi peperangan antara pasukan Pakistan dengan separatis Bangladesh yang dibantu tentara India. Perang ini berlangsung dari tanggal 26 Maret sampai 16 Desember 1971. Yang akhirnya Bangladesh menjadi negara sendiri berpisah dengan Pakistan)

Jahangir Kabir, seorang pejabat penjara Bangladesh, menegaskan kepada wartawan Anadolu Agency bahwa Nizami digantung di Dhaka Central Jail pukul 12:10 waktu setempat Rabu (18:10 GMT - Selasa).

Kelompok hak asasi manusia internasional mengatakan prosedur pengadilan Bangladesh yang menghukum Nizami jauh dari standar internasional.

Di Turki, terjadi beberapa aksi massa yang memprotes terhadap eksekusi tersebut dalam beberapa hari terakhir.

Salah seorang putra Maulana Motiur Rahman Nizami, Mohammad Nakibur Rahman menyampaikan terima kasih atas kepedulian dan sikap tegas Erdogan.

"Kami sangat berterima kasih atas apa yang Presiden Erdogan lakukan," kata Rahman atas sikap Erdogan. "Seperti biasa, Presiden Erdogan selalu berada di sisi orang-orang yang tertindas di seluruh dunia".

Ia mengatakan, "Erdogan mungkin satu-satunya pemimpin dunia yang berbicara untuk orang-orang yang tertindas di seluruh dunia," termasuk di Mesir, Palestina, Suriah, dan Rwanda, menambahkan bahwa Erdogan melakukan apa yang ia bisa untuk mereka yang tertindas.

Sumber: Reuters, Anadolu Agency