Ketika LGBT dan PKI Menutupi Kepentingan Asing & Aseng
Saya mencoba membuka arsip berita-berita lama. Tak terlalu lama juga sih, kira-kira 3-4 bulan kemarin. Maka kita dapati berita tentang perpanjangan kontrak karya PT. Freeport oleh pemerintah yang seharusnya proses renegosiasi perpanjangannya baru dapat diproses paling cepat tahun 2019.
Lalu tiba-tiba ramai issue LGBT. Dimunculkanlah sosok hartoyo sebagai lakon utamanya. Hadir sebagai narasumber di banyak tempat. Ramai wajahnya menghiasi beranda sosial media kita dengan bumbu-bumbu pro-kontra kedua kubu. Freeport? Aman melenggang. (#KepentinganAsing)
Sekarang....
Saat kasus reklamasi teluk Jakarta mulai mengguncang #KepentinganAseng, tiba-tiba ramai issue PKI. Dimunculkanlah simbol palu-arit secara masif, ditambah bumbu sandiwara gak lucu anggota kabinet (Menkopolhukam dan Mendagri di satu sisi; serta Menhan dan Kapolri di sisi lain) yang pro-kontra dalam menyikapi ini. Reklamasi? Walau sempat ada moratorium (penghentian sementara) tapi nyatanya jalan terus.
Ternyata ini lumayan efektif untuk mengalihkan perhatian kita.
Padahal kedua issue ini (LGBT dan PKI) hanyalah barang basi yang coba diolah kembali untuk disajikan di meja diskusi kita.
Harus diakui peran kita masih sekedar peniup terompet yang bunyinya diatur oleh sang dirigen.
(by Erwin Al-Fatih)
Ketika LGBT dan PKI Menutupi Kepentingan Asing & Aseng
Reviewed by Unknown
on
06.36.00
Rating: