Pemimpin Partai Islam Terbesar Bangladesh Dihukum Mati, Hanya Erodgan yang Tegas Mengecam
"Tetap bersabar" adalah kata-kata terakhir dari pemimpin Jamaat-e-Islami Bangladesh, Motiur Rahman Nizami sebelum digantung tadi malam, demikian dikatakan anaknya.
Satu jam setelah mengubur ayahnya, Mohammad Nakibur Rahman mengatakan kepada kantor berita Turki Anadolu Agency pada hari Rabu (11/5/2016) bahwa Nizami "meminta kita semua untuk tetap bersabar" dan berharap untuk "kita semua satu sama lain berkumpul dalam Jannah," atau surga.
Motiur Rahman Nizami, pemimpin partai Jamaat-e-Islami partai Islam terbesar Bangladesh, dihukum oleh Pengadilan Kejahatan Internasional dan digantung atas tuduhan melakukan kekejaman selama Perang Kemerdekaan Bangladesh tahun 1971.
(Bangladesh dulunya adalah Pakistan Timur yang melakukan perang untuk memisahkan diri dari Pakistan. Bangladesh didukung oleh pasukan militer India. Sedang Jamaat-e-Islami tidak setuju terjadi pemisahan wilayah Pakistan timur. Akhirnya terjadi peperangan antara pasukan Pakistan dengan separatis Bangladesh yang dibantu tentara India. Perang ini berlangsung dari tanggal 26 Maret sampai 16 Desember 1971. Yang akhirnya Bangladesh menjadi negara sendiri berpisah dengan Pakistan)
Jahangir Kabir, seorang pejabat penjara Bangladesh, menegaskan kepada wartawan Anadolu Agency bahwa Nizami digantung di Dhaka Central Jail pukul 12:10 waktu setempat Rabu (18:10 GMT - Selasa).
Rahman, seorang asisten profesor keuangan di AS University of North Carolina, dan seorang aktivis hak asasi manusia, mengatakan Jamaat-e-Islami telah mendukung Pakistan bersatu dan telah "sangat aktif dalam menjaga Pakistan bersatu".
Tapi Jamaat tidak memiliki "hubungan dengan kekejaman yang terjadi (selama perang)," karena hanya "terlibat dalam kampanye politik," katanya. "Mereka (Jamaat) membuat pernyataan (Pakistan tetap bersatu), mereka terlibat dalam aksi unjuk rasa, dan ini adalah kegiatan yang dilakukan Jamaat".
Dia mengatakan bahwa para pemimpin partai (Jamaat) berpikir "Bangladesh tidak akan mampu untuk benar-benar independen jika negara dipisahkan dengan bantuan India".
Rahman mengatakan bahwa kekejaman (saat perang 1971) dilakukan oleh tentara Pakistan, "tapi Jamaat tidak ada hubungannya dengan mereka".
Ketika ditanya apakah ia berpikir seperti pemimpin Jamaat lain bahwa India berada di belakang eksekusi mati Nizami ini, Rahman menjawab: "Tidak ada keraguan tentang itu".
'Jamaat akan lebih kuat'
(Pendukung Jamaat-e Islami Pakistan memprotes eksekusi pemimpin Jamaat-e-Islami Bangladesh Motiur Rahman Nizami di Islamabad, Pakistan pada tanggal 11 Mei 2016. Nizami dieksekusi di Dhakka penjara pada 11 Mei 2016. (Metin Aktas - Anadolu Agency )
Motiur Rahman Nizami menjabat sebagai Ketua Jamaat-e-Islami Bangladesh sejak tahun 2001, menggantikan Gholam Azam.
Ia pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian Bangladesh dan kemudian sebagai menteri industri tahun 2001-2006 di bawah pemerintahan koalisi Partai Nasionalis Bangladesh. Dia juga anggota parlemen tahun 1991-1996, dan kemudian juga di 2001-2006.
Ketika ditanya apakah eksekusi pemimpinnya akan menjadi pukulan berat bagi partai, Rahman mengatakan tidak akan.
Putra Nizami ini mengatakan eksekusi ini "hanya akan membuat Jamaat kuat" karena, menurut dia, orang akan menyadari ayahnya hanyalah korban dari pemerintah India yang berada dibalik eksekusi ini.
Dia mengatakan Jamaat "adalah pihak patriotik yang benar" dan satu-satunya yang telah berdiri melawan "agresi" dari India.
Rahman mengatakan dia berharap partai akan mendapatkan "lebih dan lebih populer" dan pengorbanan pemimpinnya akan membuatnya lebih kuat, menambahkan, "Insya Allah Jamaat akan lebih kuat daripada sebelumnya".
Reaksi Dunia
Rahman mengatakan mereka mendapat belasungkawa dari seluruh dunia - baik dunia Muslim dan Barat - dan ia telah mendengar banyak kecaman.
Eksekusi Nizami ini ditentang keras oleh PBB, dan AS juga menyuarakan keprihatinan.
Amnesty International mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, "Hukuman mati selalu menjadi pelanggaran hak asasi manusia, namun penggunaannya bahkan lebih meresahkan ketika proses eksekusinya cacat".
Pada reaksi lemah dari negara-negara Muslim, Rahman mengatakan, "Sayangnya, sebagian besar negara Muslim menindas juga, dan tidak ada banyak ruang untuk kebebasan berbicara dan berkumpul".
Dia mengatakan ada reaksi di dunia Muslim "tapi kami tidak melihatnya karena seperti yang Anda tahu negara ini tidak sangat bebas".
Reaksi Turki dan Erdogan
Rahman menyatakan kondisi berbeda dengan Turki di mana reaksi telah meluas, dengan protes di depan Kedutaan Besar Bangladesh di Ankara dan di tempat lain.
"Kami sangat berterima kasih atas apa yang Presiden [Recep Tayyip] Erdogan lakukan," kata Rahman atas sikap Erdogan yang mengecam eksekusi. "Seperti biasa, Presiden Erdogan selalu berada di sisi orang-orang yang tertindas di seluruh dunia".
Ia mengatakan, "Erdogan mungkin satu-satunya pemimpin dunia yang berbicara untuk orang-orang yang tertindas di seluruh dunia," termasuk di Mesir, Palestina, Suriah, dan Rwanda, menambahkan bahwa Erdogan melakukan apa yang ia bisa untuk mereka yang tertindas.
Sumber: Anadolu Agency
Pemimpin Partai Islam Terbesar Bangladesh Dihukum Mati, Hanya Erodgan yang Tegas Mengecam
Reviewed by Unknown
on
07.23.00
Rating: